Pengadilan Kota Bogor Eksekusi Bogor Golf Club Jadi Milik Kemenkes RI

Pengadilan Kota Bogor Eksekusi Bogor Golf Club Jadi Milik Kemenkes RI

KOTA BOGOR – Bogorbagus.com –

Sengketa antara Kemenkes dan Bogor Golf Club yang telah lama berpolemik, akhirnya di eksekusi hari Rabu (08/11/2017) oleh pengadilan Kota Bogor menjadi milik Kemenkes RI yang dihadiri oleh H.Nully Rahmat (Pembina Bogor Golf Club), Edi Hutajulu (Koordinator Caddy Bogor Golf Club) Kapolsek Menteng Ibu Pahyuni, Pengadilan Kota Bogor dan pihak lain yang terkait.

Berdasarkan Penetapan N0 9/PGT Eksekusi/2007/PN Bogor Junto N0 2/PGT/J/2003/PN Bogor antara Kementrian Kesehatan dengan Pengurus Bogor Golf Club Jl. Dr Semeru, Kota Bogor dilanjutkan dengan Penandatangan Berita Acara atas nama Ketua Pengadilan Kota Bogor.

“Hari ini Pengosongan Bogor Golf Club tapi kami minta waktu untuk pengajuan ke Presiden atau KPK meninjau ulang Sertifikat Tanah yang dimiliki oleh Kemenkes, untuk Bogor Golf Club sendiri tidak mempermasalahkan hal ini, hanya kami tidak setuju kalau lapangan golf ini berubah fungsi menjadi Rumah Sakit” jelas Hadi Nuli Rahmat (Dewan Pembina Bogor Golf Club).

“Bogor Golf Club merupakan salah satu Lapangan Golf kedua tertua di Indonesia setelah Rawamangun Jakarta dan dari pihak kami tetap ingin mempertahankan lapangan golf ini karena banyaknya member yang ingin mempertahankannya, karyawan Caddy juga yang kena imbasnya dan sudah dibicarakan dengan perwakilan dari Kemenkes, luas tanah yang di eksekusi sebenarnya 18 Hektar sekarang mungkin tinggal 6 hektar, sisanya sudah di beli oleh Braja Mustika” tambah Hadi Nuli Rahmat.

Doktor Tako, Peneliti Pertanian salah satu member Bogor Golf Club asal Belanda juga mengatakan disela-sela permainan golf, “sangat disayangkan jika Bogor Golf Club di jadikan lahan untuk bangunan Rumah Sakit, karena Bogor Golf Club (BGC) merupakan salah satu paru-paru Kota Bogor setelah Kebun Raya, selain itu BGC merupakan tempat sejarah yang banyak sekali historinya bagi banyak pejabat yang pernah bermain Golf di BGC ini, diantaranya Soeharto, Tri Sutrisno, Bungaran Saragih dan banyak lagi yang lainnya” ujarnya.(Andre Kristi)