Air Embun Pagi, Sehatkah ? (Opini dan Kajian Mahasiswa Institut Pertanian Bogor)

Air Embun Pagi, Sehatkah ? (Opini dan Kajian Mahasiswa Institut Pertanian Bogor)

Smallest Font
Largest Font

Bogorbagus.com- IPB. Kearifan lokal selalu memiliki banyak rahasia alam yang belum terkuak. Salah satunya adalah konsumsi air embun yang dipandang menyehatkan. Kearifan lokal seringkali diterima mentah-mentah oleh masyarakat walaupun tanpa adanya penjelasan ilmiah yang mengikuti pernyataan tersebut.

Pengembunan merupakan proses berubahnya wujud air dari uap menjadi cair. Namun dari manakah datangnya uap itu jika diketahui bahwa uap air adalah wujud air yang menjadi uap jika dipanaskan? Jika diketahui pula untuk mengubah air menjadi uap seutuhnya membutuhkan suhu 100°C, bagaimana bisa pakaian basah menjadi kering setelah dijemur di bawah terik matahari yang maksimal hanya mencapai kurang lebih 45°C? Ternyata udara sekitar selalu mengandung uap air. Udara yang lembab merupakan percampuran biner dari udara kering dan uap air. Air dapat berubah menjadi uap tidak hanya berdasarkan faktor suhu, tetapi juga faktor lain, seperti kapasitas udara kering, serta tekanan. Udara kering yang bertekanan tinggi akan membawa air pada pakaian basah dan mengubahnya menjadi uap air untuk mencapai kejenuhan kelembaban relatif.
Daerah tropis seperti Indonesia memiliki tingkat kelembaban yang cukup tinggi, karena banyaknya hujan yang terjadi di sepanjang tahunnya. Air hujan bersama air permukaan dan air laut diubah menjadi uap air yang terkandung dalam udara kering. Negara-negara subtropis memiliki kelembaban udara yang rendah karena hujan tidak datang sepanjang tahun. Udara yang kering tersebut terkadang berbahaya bagi tubuh manusia karena bisa mengikat air yang terdapat pada permukaan tubuh. Itulah sebabnya lip gloss sangat dibutuhkan untuk mencegah terbawanya air pada permukaan bibir oleh udara kering bertekanan.

Udara kering dianalogikan sebagai kendaraan yang memiliki kapasitas muatan, dan senantiasa membawa muatan tersebut hingga penuh akibat dari perbedaan tekanan. Namun terdapat suatu kondisi yang memungkinkan kapasitas muat udara kering tersebut berkurang atau bertambah. Perubahan tersebut disebabkan oleh suhu lingkungan. Kapasitas muat udara kering akan berkurang jika suhu lingkungan menurun, dan akan bertambah jika suhu naik. Hal tersebut yang kemudian menjelaskan fenomena pengembunan. Fenomena pengembunan yang paling mudah dan sering didapat dalam kehidupan sehari-hari adalah mengembunnya udara di sekitar botol minum dingin. Saat kita membiarkan minuman dingin dalam suhu ruang, akan terdapat titik-titik air yang muncul di sekitar wadahnya, yang sebelumnya tidak terlihat saat berada dalam ruang pendingin. Udara kering di sekitar wadah yang semula bersuhu ruang akan terjadi penurunan suhu akibat dari suhu dingin minuman. Suhu dingin dari minuman tersebut menurunkan kapasitas muat udara kering di sekitar wadah. Kapasitas muat udara kering yang berkurang akan menyebabkan udara kering mengeluarkan muatannya (uap air). Uap air yang dikeluarkan inilah yang menjadi titik-titik air di sekitar wadah minuman dingin.
Fenomena inilah yang dapat menjelaskan adanya embun pagi. Perbedaan suhu berasal dari terbit-terbenamnya matahari. Embun yang terdapat di pagi hari disebabkan oleh penurunan suhu yang tidak begitu besar sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghasilkan embun tersebut, dibandingkan dengan pengembunan pada wadah minuman dingin. Namun dari manakah asal embun pagi itu? Embun pagi adalah uap air yang dikeluarkan oleh udara kering akibat penurunan suhu. Tidak ada kandungan spesifik dari air embun, bahkan kandungannya mirip dengan air hujan, karena fraksi terbesar uap air dalam udara kering tersebut berasal dari air hujan (disamping air permukaan dan air laut). Singkatnya air embun mentah tidak akan memberikan dampak spesifik terhadap kesehatan. Bahkan air minum dan air matang dijamin lebih menyehatkan karena telah melalui proses pembunuhan mikroba patogen baik dengan cara microfilter ataupun pemanasan. Pemerintah telah mengatur mengenai standar air minum yang layak untuk diminum melalui Permenkes Nomor 907 tahun 2002 dan SNI 01-3553-2006.

Saat ini air embun diproduksi secara massal menggunakan air yang diperoleh dari proses pengembunan (Systemized Dew Process) udara lembab untuk menghasilkan air baku yang selanjutnya dilakukan proses penyaringan melalui microfilter dan desinfeksi dengan ozonisasi. Air embun sebagai produk inovasi baru memiliki kandungan Total Padatan Terlarut di bawah 10 ppm. Penelitian yang dilakukan oleh Widowati pada tahun 2012 membuktikan bahwa air embun inovasi terbaru tersebut mampu mengindikasikan adanya manfaat untuk perbaikan hematologi darah dan biokimia darah, khususnya penurunan kolesterol total dan kolesterol LDL. (Iqbal -Mahasiswa IPB)

Sumber: Sitanggang AB. 2016. Psychrometrics. Materi Kuliah: Prinsip Teknik Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Widowati L et.al. 2012. Efek Pemberian Air Embun terhadap Gambaran Hematologi dan Biokimia Darah. Jurnal Kefarmasian Indonesia 2 (2): 68 – 82.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow